Pages

Subscribe:

Rabu, 27 Agustus 2014

PUSAKA KERIS PENINGGALAN



 Indonesia memang tak diragukan lagi sebagai negara yang mewarisi banyak budaya dan tradisi dari nenek moyang. Akan tetapi, karena kurang rasa kepedulian akan warisan leluhur banyak negara yang mencoba mengakui beberapa budaya milik Indonesia. Ya, salah satunya adalah keris. Senjata tradisional yang satu ini pernah diklaim oleh negara tetangga kita meski akhirnya UNESCO menetapkan keris sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia dari Indonesia pada tahun 2005.
Benda yang terbuat dari logam ini merupakan senjata tikam yang termasuk golongan belati (senjata yang berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) 
dengan banyak fungsi budaya. Keris ini mempunyai bentuk yang khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya. Bentuk keris biasanya melebar dibagian pangkalnya dan seringkali bilahnya berkelok-kelok sehingga tidak simetris.
Keris telah digunakan sejak zaman dulu, selain digunakan sebagai senjata keris juga sering dianggap sebagai sebuah benda yang memiliki kekuatan supranatural. Adanya keris di Indonesia diduga terpengaruh oleh buadaya Tiongkok dan India. Karena dilihat dari bentuknya keris ini sangat mirip dengan senjata yang berasal dari Kebudayaan Tiongkok selatan. Sedangkan sikap menghormati
berbagai benda yang terbuat dari logam ternyata berasal dari kebudayaan India. Meskipun penyebutan istilah "Keris" telah tercantum pada prasasti dari abad ke-9 Masehi, keris sendiri belum sepenuhnya terjelaskan karena tidak ada sumber tertulis yang secara deskriptif menjelaskan mengenai keberadaannya dari sebelum abad ke-15.
Penyebaran keris ke berbagai wilayah ternyata dipengaruhi juga oleh kerajaan Majapahit, diduga pada masa itu seluruh wilayah kekuasaan Majapahit telah mengenal keris.
Sehingga tak heran keris ini sampai juga ke Negara Filipina, Malaysia dan Thailand. Seperti yang kita ketahui bahwa kerajaan Majapahit pernah sampai ke wilayah tersebut. Sedangkan bentuk keris yang kita kenal sekarang juga merupakan warisan dari masa Majapahit sekitar abad ke-14.  Beberapa keris yang terkenal dari peninggalan Majapahit adalah keris pusaka nagasara dan sabuk inten, condon gcampur, serta keris taming sari.

Karena keris ini hampir ada di seluruh wilayah Indonesia, maka tata cara penggunaannya pun berbeda di masing-masing wilayah, tergantung dengan kebudayaan setempat. Di Jawa dan Sunda misalnya, keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada masa damai tetapi ditempatkan di depan pada masa perang. Sedangkan di wilayah Sumatera, Malaysia, sampai ke Filipina, keris ditempatkan di depan dalam upacara-upacara kebesaran.

Keris sendiri memiliki berbagai macam bentuk, ada yang bermata berkelok kelok, ada pula yang bermata lurus seperti di daerah Sumatera. Kemudian ada juga yang memliki kelok tunggal seperti halnya rencong di Aceh atau Badik di Sulawesi.

Zaman dulu keris ini berfungsi sebagai senjata dalam peperangan dan sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian atau persembahan sebagaimana dinyatakan oleh prasasti-prasasti dari milenium pertama. Sedangkan saat ini keris lebih banyak digunakan sebagai benda aksesoris dalam berbusana. Ada pula yang memandang keris sebagai benda yang menjadi simbol budaya, atau yang menjadikannya benda koleksi karena dinilai sebagai benda yang memiliki nilai estetika yang tinggi.
Bagi yang suka terhadap keris pastinya kenal dengan istilah “Memandikan Keris”. Istilah ini digunakan untuk merawat keris, biasanya perawatan keris ini dilakukan dengan cara membersihkan keris menggunakan cairan asam, seperti air kelapa atau perasan jeruk nipis. Setelah bersih kemudian diberi minyak pewangi. “Memandikan Keris” biasanya dilakukan setiap tahun pada bulan Muharram atau bulan Sura dalam penanggalan Jawa.
Keris adalah sebuah maha karya asli Indonesia yang sarat filosofis yang mengajarkan sifat keluhuran budi dan keberanian. Sudah seharusnya Sobat Djadoel semua ikut melestarikan warisan leluhur dan jangan sampai kita marah-marah terhadap negara lain yang mengakui budaya kita tapi kita sendiri tidak tahu akan budaya tersebut. Jadi kita harus lebih mengerti dan melestarikan budaya sendiri sebelum orang lain mengakuinya.







KERIS LAMPUNG



 Keris sebagai Benda Upacara

 Keris jenis ini biasanya tidak dipandang mamiliki kekuatan magis. Asal pemilikannya pun biasanya bukan merupakan warisan dari orang tua. Bentuknya biasanya merupakan sebuah keris yang indah, kadang berlapis logam mulia, mulai dari gagang hingga ke sarungnya. Tidak 0Jarang sarungnya diukir sedemikian rupa menyerupai ukiran barang-barang dari emas. Di dae¬rah Lampung keris ini disebut tekhapang/punduk keris yang indah seperti ini digunakan untuk upacara perkawinan dan dipakai oleh pengantin Aria, yang diselipkan di pinggang bagian depan atau dipegang dengan tangan kanan (berbeda dengan pengantin Jawa, keris diselipkan di pinggang bagian belakang/punggung).

Keris sebagai Bagian dari Kesenian

 Dahulu menurut orang-orang tua, apabila nda kesenian silat orang memegang keris dalam pertunjukannya, di samping juga digunakannya tombak dan pedang. Keris yang digunakan untuk pertunjukan silat ini, biasanya tidak dipan¬dang memiliki kekuatan magis. Kini orang Lam¬pung dalam pertunjukan seperti ini tidak lagi Menggunakan keris.

Untuk melihat bagaimana cara pembuatan keris di daerah Lampung perlu penelitian lebih lanjut, karena:

1. Di daerah Lampung keris saat ini banyak di buat di Lampung Utara terutama di Tulangbawang udik.

2. Penggunaan keris di daerah Lampung, hanya merupakan benda pusaka, atau benda seni (sebagai benda kelengkapan upacara pernikahan dan seni pencak silat).

Sebagaimana diketahui bahwa keris yang ada di daerah Lampung banyak mendapat pengaruh dari daerah Jawa, hal ini dapat dimengerti ka¬rena dahulu daerah Jawa memiliki kerajaan-kerajaan besar. Sedang empu pembuat keris ketika itu merupakan penjual jasa bagi kebutuhan orang-orang/pembesar kerajaan, sedang empu dl Lampung banyak juga yang berasal dari meranjat (ogan Komering Ilir Sumatera Selatan) yaitu etnis Lampung Kayu Agung yang secara geografli sekarang meniadi wilayah Sumatera Selatan. Sampai kini ternyata keris masih dibuat oraw Lampung khususnya di Tulang Bawang Tengal (Lampung Utara).

Di daerah Jawa dikatakan bahwa bahan pembuatan keris meliputi besi, Baja, pamor yang berasal dari batu bintang (meteorit) atau nikel. Menurut informasi bahwa daya tahan panas batu meteorit dalam proses garap keris jauh lebih tahan. Pada temperatur tertentu in buah besi. tang dipanggang api akan luluh, tetapi sebuah meteorit yang lazim untuk pamor pada temperatur yang sama tidak luluh.

Pada dewasa ini di Lampung keris bukan lagi untuk senjata perang, tinggal fungsi lain yang masih lazim dikenal: Umpamanya, pelengkap pakaian adat tradisional, pelengkap upacara tradisional, pelengkap konsep hidup ideal sebagai apa yang disebut gagaman/peselok, pelengkap eksotisme lama dalam hidup zaman mo dern. Di Lampung dikenal ada konsep hidup lengkap bagi seorang pria dewasa, yaitu antar lain wisman (bulamban), tenangga, kukila (segokan), jama (istri) dan pemenah (pusaka).

Untuk melihat apakah konsep itu terpakai oleh masyarakat suku bangsa Lampung, secara tersamar, namun terlalu banyak variasi untuk mengatakan bahwa di daerah Lampung konsep tersebut juga berlaku, bahkan bukan tidak mungkin konsep itu tidak ada, karena secara tradisi Lampung secara setempat-setempat sedikit banyaknya ada perbedaan dengan tradisi yang berlaku secara umum. Namun demikian yang pasti setiap berbusana adat punduk/tekhapang harus hadir.





0 komentar:

Posting Komentar